Sunday, September 9, 2007

Evolusi, sedikit senggol sana-sini..

Beberapa hari lalu aku diajak gabung milis heboh berjuluk "sains" di sebuah group. Memang heboh. Yang aku baca justru perdebatan pendukung evolusi dan penentangnya.

Tidak bisa disangkal, evolusi memang terjadi. dari yang paling dekat adalah zigot jadi janin. Zigot yang mulanya adalah sel tunggal, mengalami morula, blastula, gastrula kemudian terjadi diferensiasi sel. Perkembangan!

Tapi aku juga gak serta merta membenarkan Darwin, meski aku juga punya saudara bernama Darwin. Evolusi tidak seekstrem kata Darwin. Aku juga tidak terlalu suka dengan orang-orang yang memperdebatkan masalah ini dengan mengatasnamakan sains dan ilmiah, apalagi mengagung-agungkan statusnya sebagai ilmuwan.

Pada dasarnya ilmu yang sekarang ini ada bukan secara tiba-tiba ada dari bangku sekolah terdahulu. Mereka juga belajar, dari pengamatan alam yang amat sangat subyektif dan kemudian diformalkan dalam struktur akademis seperti sekarang. Tidak ada juga aturan yang mengharuskan seseorang harus punya gelar akademis untuk boleh berbicara dalam forum-forum ilmiah karena Plato pun tidak punya gelar macam itu.

Gejala evolusi seperti seperti zigot menjadi embrio tadi merupakan cara alam menceritakan sejarahnya dalam perkembangannya tapi satu yang perlu diingat, memang ada suatu bentuk kecerdasan yang merencanakan hal itu. Alam tidak serta merta ada dengan sendirinya. Maha Besar Allah yang telah menciptakan alam dan segala isinya. Aku memang bukan penganut kreasionis tapi bukan juga penganut rasionalis/evolusionis ekstrem.

Allah memang menciptakan tetapi manusia diwajibkan untuk berpikir tentang sunnattullah itu. Penciptaan oleh "kecerdasan" itu, seperti kata sosiolog, pasti terjadi tetapi bagaimana proses penciptaan itu terjadi diserahkan sepenuhnya kepada manusia untuk memikirkannya dan mempublikasikannya.

Manusia diakui atau tidak punya kedekatan dengan primata lain. Satu hal yang belum bisa dijelaskan adalah kecerdasan manusia. Menurutku ini bukan hasil dari evolusi ekstrem seperti kata Darwin. Sejak awal, spesies manusia memang berbeda. Evolusi yang terjadi adalah evolusi yang berlangsung tertutup di dalam lingkup spesies itu. Gak merambah ke mana-mana. Insya Allah memang terjadi seperti dugaan saya, wallahualam..!

Teori evolusi juga gak bakalan hancur karena aku bicara seperti ini. Juga tidak bakal hancur karena banyak penentangnya. Juga tidak bakalan abadi karena ini buatan manusia. Tapi sadarkah? Setiap eksperimen berkisar evolusi, bukan hanya untuk membuktikan evolusi itu benar tetapi juga untuk membuktikan bahwa teori Darwin salah. Teori hanya sekedar teori. Pijakan untuk menguak sunnattullah lainnya.

Sebesar apapun usah manusia untuk membuat sebuah eksperimen yang obyektif selalu ada faktor yang menggiring eksperimen itu menjadi sedikit subyektif. Alasan sederhananya, saat memulainya, manusia pasti berpijak dari teori atau hasil empiris eksperimen sebelumnya. Entah menentang sebuah teori atau mendukungnya. Jangan terlalu kaget juga kalau sebenarnya, gelombang otak juga berpengaruh terhadap variabel-variabel bebas yang "diberikan" dalam eksperimen. Sadar atau tidak manusia telah mengeliminasi variabel-variabel yang mungkin "menggangu" eksperimen yang sudah digiring untuk mendaptakan hasil sesuai hipotesis yang jadi dugaan sebelumnya.

Evolusi terjadi, menurutku, haruslah pengaruh dari tiga gaya dasar di alam, gravitasi, listrik dan gaya inti.

1 comment:

Anonymous said...

uhm...
emang manusia bisa disamain ama bedes mo'...hahahahahaha...gw gak sepakad juga dech....:p